Dari berbagai cerita yang digali dari Mbah Babah, dari para orang-orang tertua terdahulu atau sesepuh yag lahir tahun 1870 M baik orang yang sudah meninggal dunia atau orang tertua yang masih hidup. bahwa asal usul desa Karanganom berawal dari sebuah tanah pertikan yang semula bernama Kenoman disebut Kenoman karena orang pertama kali mendiami ini tanah amat loman (dermawan). Adapun orang yang pertama kali mbabat, bibit, kawit pertikan tanah tersebut adalah Mbah Babah disebut Mbah Babah karena beliau yang pertama bukak tanah pertikan ini. Adapun nama asli Mbah Babah adalah Mbah Baong. Mbah Baong berasal dari bahasa Cina karena beliau berasal dari negeri Cina (Tirai Bambu) berkelana ke tanah Jawa bertujuan menolong orang-orang Jawa yang tertindas karena pada masa itu setelah keruntuhan kerajaan Majapahit berdirinya kesultanan Demak, runtuhnya Demak berdirinya kerajaan Pajang. Runtuhnya Pajang dan berdirinya kerajaan Mataram masyarakat di Jawa tiap hari di landa kekacauan terus menerus tiap hari siang malam masyarakat dihantui kegelisahan hujan tangis, kelaparan melanda dimana-mana tiap hari pasti ada nyawa melayang nyawa orang seperti sampah tiada harganya. Begitu terus menerus itu semua dikarenakan putra pemimpin kerajaan tidak bisa mengayomi rakyatnya dikarenakan di kerajaan berebutan kekuasaan tiada henti-hentinya. Hal tersebut sampai terdengar ke telinga Mbah Baong di Negeri Cina. Oleh karena tanpa pikir panjang beliau langsung menuju ke Jawa dan sampai di Jawa beliau dengan ilmu/kemampuan yang dimiliki, kemampuan yang dimiliki ia korbankan demi menolong sesama manusia yang tertindas di Jawa, beliau tidak pandang perbedaan agama kala itu masyarakat Jawa mayoritas beragama Islam. Sedang Mbah Babah sampai sekarang belum bisa mengungkap apa sebenarnya agama beliau. Penulis juga masih berusaha ingin tahu lewat batin apa sebenarnya agama beliau. Tapi agama apapun memerintahkan pemeluknya untuk menolong sesama manusia yang menderita. Mbah Baong (Mbah Babah) pergi ke Jawa diperkirakan pada masa kerajaan Mataram yaitu pada tahun 1586 sebelum tanah Jawa dikuasai oleh negara Belanda, karena berdirinya kerajaan Mataram tahun 1586 sedang Belanda datang ke Indonesia pada tahun 1596 M. Sekitar 10 tahun kerajaan Mataram berdiri baru orang Belanda datang ke nusantara ke Jawa mereka melalui kota Banten. Mbah Babah melalang buana di Jawa masuk kampung keluar kampung demi melindungi orang-orang tertindas. Belum aman masyarakat tiba-tiba Belanda memijakkan kakinya di tanah Jawa alias menguasai. Kerajaan Mataram pada waktu itu melawan agresi Belanda mati-matian demi untuk menyelamatkan kedaulatan kerajaan akan tetapi karena kalah jauh persenjataan prajurit Mataram maka tunduklah kerajaan Mataram kepada Belanda. Sejak itu seluruh bumi nusantara di genggam orang asing (Belanda) dan saat itu pula Mbah Babah mulai mencari tempat persinggahan dan mencari sepercik tanah untuk hidup masa depan. Akhirnya Mbah Babah memilih tanah yang bisa dikata berwujud hutan belantara dan yang namanya hutan dan tanah asing pasti masih butuh dibabat tanah itu masih angker bisa dikata jalmo moro jalmo mati. Artinya manusia siapapun yang masuk kesana maka pulang tinggal nama saking angkernya maka Mbah Babah dengan kesabarannya dan dengan tirakatnya beliau bisa mengamankan tanah yang beliau tempati. Semua makhluk ghoib jin jahat, genderuwo, hantu berbagai makhluk ghoib lain tunduk kepada Mbah Babah. Jadi tanah desa Karanganom dulu berwujud hutan belantara yang tidak bisa di jama manusia manapun. Sekarang bisa kita nikmati bersama adalah berkat jasa Mbah Babah. Pada saat itu Mbah Babah masih kondisi bubak setelah sepercik tanah sudah bisa ditempati lambat laun banyak sekali orang-orang berdatangan, berduyun-duyun, berguru kepada Mbah Babah dan menetap di situ bersama keluarga mereka, mereka bercocok tanam, bertani, menanam tanaman yang bisa dibuat kebutuhan hidup bersama dengan Mbah Babah dan akhirnya tidak terlalu lama dusun Kenoman maju pesat dan jumlah kepala keluarga juga sudah lumayan banyak karena kedermawanan Mbah Babah. Orang-orang menyebut Mbah Loman kata loman berubah menjadi Kenoman seiring dengan perjalanan waktu karena semakin lama Mbah Babah semakin mengasihi orang-orang lemah, orang muda, tua, anak muda menyebut Kenoman adalah sebutan anak muda/bocah nom terhadap Mbah Babah karena kebaikannya. Terus nama Karanganom itu apa yang terjadi coba penulis mengajak pembaca sejarah ini sampai tuntas biar mengerti perubahan nama desa Kenoman menjadi desa Karanganom. Nama desa Kenoman berubah menjadi desa Karanganom adalah pada waktu kepala desa dipegang oleh Mbah Kantar. Jadi tidak dibahas disini karena perubahan tersebut Mbah Babah sudah tidak ada lagi, beliau sudah cukup lama menghadap sang illahi robbi. Kini kita lanjutkan kemakmuran desa yang dibabat oleh Mbah Babah. Bahwa nama desa Kenoman semakin hari semakin maju dan semakin tersohor ke desa-desa yang lain dan ditambah tentag keilmuan Mbah Babah yang sakti mandraguna membuat orang-orang disekitarnya berduyun-duyun menuju desa Kenoman berguru kepada Mbah Babah karena tentu saja mereka dipersilahkan hadir dan berguru padanya.